Tentang Kasih Kepada Allah dan Sesama

Walaupun saat ini banyak ceramah dan anjuran di Gereja kita, untuk mengasihi sesama dan mengasihi saudara kita, namun sangat sedikit ditanggapi karena orang jarang menjelaskan bahwa kasih persaudaraan yang sejati hanya dapat tumbuh dari kasih kepada Allah. Siapa saja yang sungguh mengasihi Allah, juga mengasihi saudaranya demi kasih kepada Allah. Meskipun dia kadangkala memberi peringatan keras, namun tindakan tersebut tetap berdasarkan kasih kepada Allah. Orang selalu ingin dikasihi, tetapi jarang mau mengasihi, dan untuk itu batu penjuru harus diletakkan dalam bentuk kasih kepada Allah.

Mengasihi sesama demi kasih kepada Allah akan menghasilkan buah yang terbaik. Dari sini juga akan timbul kekuatan untuk melakukan pengurbanan-pengurbanan besar, karena dalam pengurbanan maka kasih yang sejati dan kudus akan terpancar dengan sendirinya. Untuk hal ini, patut diingat bahwa Kasih tanpa Salib adalah kosong dan Salib tanpa Kasih terlalu berat untuk ditanggung! Barangsiapa ingin mengajarkan kasih kepada Allah dan kasih pada sesama, maka DIA SENDIRI harus memiliki kasih kepada Allah dan sesama! Perkataan hanya menghibur, namun teladan perbuatan menyentuh hati. Sangat disesalkan bahwa di Gereja kita ada banyak imam, seperti yang sering dikeluhkan padamu, yang pandai berkhotbah tentang kasih kepada saudara.

Betapa bagusnya mereka menekankan masalah itu. Akan menjadi lebih baik dan indah jika mereka meletakkan batu penjuru bagi tindakan itu dalam kasih kepada Allah, dan mereka sendiri memimpin dan memberikan teladan baik!

Di mana kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama tinggal, jika seorang imam membagikan Komuni di tangan umat yang berdiri, meskipun masih ada banyak orang yang ingin menerima Komuni sambil berlutut seperti yang seharusnya dilakukan di hadirat Allah Yang Maha Kuasa? Di mana kasih itu tinggal bila imam yang membagikan Komuni Kudus melewati orang yang berlutut, bahkan pada penerima Komuni Pertama, dengan mengatakan pada anak-anak agar mereka menerimanya di tangan sambil berdiri, walaupun orangtua dan kakek neneknya sangat menderita karena peraturan tersebut?! Ya, di manakah semua kasih kepada Allah dan sesama dalam kasus seperti ini?

Sampai berapa lama hal ini akan terus terjadi hingga orang- orang itu menyadari betapa butanya mereka, betapa besarnya kegagalan mereka untuk mengasihi Allah dan sesama? Kamu tahu sendiri dari semua pengalamanmu bahwa karena menerima Komuni di tangan sambil berdiri, telah menimbulkan banyak kesulitan, perpecahan- ya-bahkan pertengkaran dalam keluarga Katolik yang baik. Renungkanlah baik-baik hal ini! Apakah kesulitan dan rasa tidak hormat ini berasal dari Allah atau dari setan?

Ya, menerima Komuni Kudus di tangan sambil berdiri, adalah akibat ulah setan, dan untuk ini ada banyak bukti! Siapa yang tidak dapat melihat hal ini, maka dia dikuasai oleh kebutaan. Kemudian muncul alasan, bahwa demi kasih persaudaraan, orang harus ikut melaksanakan hal itu. Tidak! Hal yang bertentangan dengan kasih ke- pada Allah tidak dapat dilakukan demi kasih persaudaraan! Seseorang tidak boleh konsisten dengan kasih persaudaraan bila menyangkut penghinaan terhadap Allah. Paus pun menentang Komuni di tangan dan minta menggunakan patena jika kita menerima Komuni Kudus! Dalam hal ini, di manakah kepatuhan itu? Banyak uskup menyalahkan uskup lain karena tidak mematuhi Paus tetapi apakah para uskup yang menuduh ini juga sudah mematuhi Paus? Kembali lagi, para uskup di Amerika pada mulanya mengatakan, “Kita tidak mengizinkan penerimaan Komuni di tangan karena Paus tidak mengizinkannya.” Bila saja para uskup lain melakukan tindakan yang sama, maka buah-buah yang berbeda akan tumbuh dalam Gereja! Mengapa orang ingin menghilangkan selumbar dari mata orang lain, sementara dia sendiri tidak merasakan balok besar yang ada di matanya? Kemudian kita sering mendengar alasan, “Ya, tetapi yang penting adalah sikap dalam batin kita!” Tepat untuk alasan ini! Komuni di tangan sambil berdiri harus dihapus, karena tidak mencerminkan sikap dalam batin kita.

Seringkali terdengar, “Selama tidak ada Komuni di tangan, aku tidak pernah ragu tentang kehadiran Yesus dalam rupa Hosti Kudus, namun kini keraguan itu muncul di mana-mana!” Jika para teolog berkata, “Aku meninggalkan seminari karena suara hatiku tidak mengizinkan aku membagikan Komuni di tangan.” Sementara yang lain berkata, “Aku tidak mau lagi menerima Komuni Kudus karena aku diperlakukan dengan kasar bila tidak mau menerimanya dengan tangan!” Bukankah semuanya ini merujuk pada suara batin yang baik?

Ya, sikap dalam batin itu penting, sehingga Komuni di tangan harus dihapus! Kamu sendiri tahu betapa seringnya orang mendengar keluhan, “Aku tidak lagi merasa kehangatan dalam Gereja kita!” Orang harus serius mencari penyebabnya dan menemukan apa yang tidak benar. Kamu sangat benar jika berkata, “Sepanjang Komuni di tangan sambil berdiri tidak dilarang di Gereja kita, maka kedalaman iman di Gereja kita tidak dapat ditingkatkan!”

Berapa banyak umat saleh tidak menerima lagi Komuni karena pembagian Komuni Kudus di tangan sambil berdiri masih diizinkan atau umat awam ikut serta membagikan Komuni Kudus tanpa ada alasan yang layak bagi hal itu! Bagi setiap Komuni yang tidak diterima karena alasan ini, seseorang harus bertanggungjawab! Hanya dalam kasus tertentu yang sangat mendesak, Uskup mengizinkan hal ini. Hanya untuk menjadikan proses penyambutan Komuni lebih cepat bukan alasan untuk diizinkannya Komuni di tangan sambil berdiri.

Para uskup harus memikirkan segala masalah lebih baik lagi, untuk menentukan apakah suatu keadaan boleh dianggap sangat mendesak atau tidak. Kita harus mengembalikan aturan-aturan yang ketat di dalam seminari- seminari, memelihara semangat silih, lebih banyak lagi doa korban. Akan datang lebih banyak lagi peminat seminari dan lebih sedikit orang yang gagal di seminari itu. Setelah itu tidak akan lagi diperlukan umat awam yang membantu membagikan Komuni Kudus. Ya, sikap dalam batin adalah penting. Setan adalah serigala yang licik. Apakah kamu tidak melihat tujuan kalimat “Dalam menerima Komuni di tangan, yang terpenting adalah sikap dalam batin’ adalah kecerdikan musuh kita? Bahwa melalui hal ini tindakan sakrilegi yang paling mengerikan juga terjadi terhadap Hosti Kudus, sehingga Hosti Kudus sering dicuri dan dijual pada, yang disebut, misa hitam, dengan imbalan banyak uang? Ya, renungkanlah baik-baik, betapa dalam manusia telah jatuh, betapa jauh manusia telah tersesat dengan modernisasi dalam Gereja.

Allah tidak membiarkan Diri-Nya dijadikan modern, begitu juga 10 Perintah Allah tidak membiarkannya menjadi modern, perintahnya sama dari dulu hingga sekarang!

Pendidikan seks di sekolah-sekolah harus dihapus. Hal ini harus menjadi perhatian orangtua, bukan para guru! Ya, kembali dengan mempersembahkan doa-doa dan kembali pada semangat silih! Hanya dengan cara ini iman dapat ditingkatkan! Sepanjang Komuni di tangan sambil berdiri tidak dilarang dalam Gereja Katolik kita, umat tidak akan sampai pada iman yang lebih dalam karena penghormatan di hadapan Ekaristi Kudus sangat direndahkan. Jika penghormatan umat di hadapan Sakramen Maha Kudus dihilangkan, maka kasih kepada Allah dan sesama juga tidak akan ada.

 

ANJURAN & PERINGATAN (DIDIKTEKAN OLEH JIWA2 MALANG KEPADA MARIA SIMMA)